
Tidak seroangpun bermimpi ingin bersaing di grup D. Dengan peta kekuatan yang ada saat ini, grup tersebut pantas disebut sebagai grup neraka. Tergabung di dalamnya Italia, Inggris, Uruguay dan yang terakhir Costa Rica.
Sebagian besar rumah judi sepakat, Italia bakal melaju ke babak selanjutnya sebagai pemuncak klasemen. Squadra Azzura ditemani oleh Urguay. Sementara Inggris harus menampilkan permaian terbaik jika ingin menjaga peluang.
Ketika Uruguay dan Costa Rica membuka persaingan di grup D, mata dunia akan beralih ke laga yang mempertemukan Inggris dan Italia di Manaus. Pertandingan terakhir Italia melawan Uruguay juga akan menentukan. Balotelli dkk. harus menang jika ingin tampil sebagai juara grup.
Italia, Bertaruh pada Balotelli
Bersama Caesare Prandelli, Italia memiliki pelatih yang cakap meracik strategi dan berani mengambil risiko. Squadra Azzura yang berlaga di Piala Konfederasi 2013 November silam, memiliki pengalaman berharga bertanding di tengah cuaca yang menyengat.
Prandeli tidak enggan bereksperimen dengan formasi tim. Di Piala Eropa 2012 lalu, ia menghidupkan kembali posisi Libero yang dianggap kuno dan ketinggalan jaman. Peran tersebut dimainkan dengan cantik oleh Daniele de Rossi. Hasilnya Italia melenggang ke Final.
Balotelli bakal menjadi tumpuan harapan sekaligus ancaman terbesar buat Italia. Temperamen striker AC Milan itu sulit ditebak. Penampilannya bisa mengganas atau melempem bergantung pada suasana hati. Tapi kiprah Balotelli saat menghancurkan Jerman di babak semi final Piala Eropa 2012 membuktikan, pemain berdarah Ghana itu bisa diandalkan pada momen-momen menentukan.
Uruguay, Memasuki Masa Keemasan
Sejak finish di urutan keempat pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Uruguay yang setengah abad silam dua kali menjadi kampiun, telah kembali ke daftar elit kekuatan sepakbola dunia.
Betapa tidak? Barisan ujung tombak "La Celeste" bertabur nama-nama yang bisa membuat pusing setiap pelatih. Edinson Cavani terus mengganas sejak bergabung dengan Paris Saint Germain. Sementara Luis Suarez menempatkan diri sejajar dengan Christiano Ronaldo dan Lionel Messi dalam daftar pencetak gol terbanyak di Eropa musim ini.
Namun demikian, kelemahan terbesar Uruguay terletak di barisan pertahanan yang mulai menua. Skuad asuhan pelatih Oscar Tabarez itu kebobolan 25 kali selama melakoni babak kualfikasi. Terlebih, duet lini belakang Diego Godin dan kapten Diego Lugano sering kerepotan menghadapi serangan-serangan cepat.
Tabarez sejauh ini setia dengan formasi 4-4-2 yang populer pada dekade 1990-an.
Inggris, Tiga Singa jadi Buruan
Presiden Otoritas Sepakbola Inggris (FA), Greg Dyke, punya rasa humor yang mungkin asing buat sebagian orang. Pria berusia 66 tahun itu tertawa saat hasil undian dibacakan dan menempatkan Inggris bersama Italia dan Uruguay di grup D. Kepada pelatih Roy Hodgson yang duduk di sebelahnya, Dyke menggunakan jarinya untuk membuat gerakan seperti sedang memotong leher.
Dyke mungkin bukan satu-satunya warga Inggris yang tertawa miris melihat hasil undian grup. Buat bangsa yang menggemari humor gelap itu, skuad yang berlaga di bawah bendera "Three Lions" saat ini bukan lagi tim yang diharapkan mengembalikan kejayaan kepada negeri penemu sepakbola itu.
Kendati begitu, penampilan apik Wayne Rooney dan talenta muda Manchester United, Wilfried Zaha yang mulai berbunga membuat squad Hodgson tidak pantas dipandang sebelah mata. Kecuali jika penampilan Rooney dkk. tidak mengalami perubahan dibandingkan dua Piala Dunia sebelumnya, maka Inggris akan terjegal di babak penyisihan grup untuk pertama kali sejak 1950. (Inggris gagal kualifikasi di 1974, 1978 & 1994)
Costa Rica, Membetoni Gawang di Grup Neraka
Tim nasional Costa Rica punya keahlian unik soal bertahan. Skuad berjuluk "Los Ticos" itu menjadi satu-satunya tim di grup kualfikasi zona Concacaf yang tidak pernah kebobolan lebih dari satu gol dalam satu pertandingan.
Pelatih Jorge Luis Pinto memang punya banyak alasan buat mengemas lini belakang yang kokoh guna mengamankan tiket ke Piala Dunia. Taktik bertahan yang dipadu dengan serangan-serangan cepat langsung ke jatung pertahanan lawan adalah karakter utama permainan Costa Rica sejak ditanganinya.
Pinto juga bertaruh pada skuad inti yang ditopang oleh tujuh atau delapan pemain unggulan. Talenta muda Arsenal, Joel Campbell yang nyaris tak dikenal, diharapkan bisa mengejutkan barisan pertahanan lawan.






0 komentar:
Post a Comment