Doctor Vs engineer

Percakapan antara Engineer/E (Pria) dan Dokter/D (Wanita)

Makna Derby

Jelang Persib Vs Persija

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Persib Vs Ajax Amesterdam

Duel luar biasa yang mempertontonkan sepakbola atraktif.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, 20 June 2014

Era Dominasi Spanyol Berakhir di Brasil


Sepak bola dunia bukan penganut mazhab dinasti.
Bahkan juara yang paling tangguh sekalipun tak sanggup bertahan di puncak tahta dalam waktu lama.
Demikianlah yang berlaku bagi Spanyol. Negara yang telah mendominasi kancah sepak bola dunia selama enam tahun berturut-turut, dan mungkin menjadi tim terhebat dalam sejarah sepak bola dunia, secara mengejutkan disingkirkan oleh Chili dengan kedudukan 2-0.
Yang paling menyentak adalah Spanyol nyaris tak berkutik. Chile mencetak dua gol pada babak pertama. Walau para pemain Spanyol lebih banyak menguasai bola setelah turun minum, mereka jarang menghadirkan ancaman.
Lima menit menjelang pertandingan usai, tembakan melengkung yang dilepaskan Andres Iniesta ke pojok atas gawang Chili berhasil ditepis kiper Claudio Bravo. Iniesta, pencetak gol penentu kemenangan Spanyol pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, menggeleng dan menundukkan kepala.
“Rasanya seperti gempa bumi,” ujar Arsene Wenger, manajer Arsenal. “Kita hanya bisa bertanya-tanya mengenai apa yang terjadi dan apa yang salah.”Peluit akhir yang berbunyi menandai dua kekalahan Spanyol dalam pertandingan penyisihan Grup B. Mereka harus memasrahkan gelar juaranya.
Tereliminasinya Spanyol dari Brasil menandai kesimpulan dari periode enam tahun belakangan saat tim tersebut merajai sepak bola dunia.
Sejak musim panas 2008, ketika negeri tersebut mengakhiri paceklik gelar juara internasional selama 44 tahun dengan merebut Piala Eropa, Spanyol mencengkam jagat sepak bola sebagai tim tiada banding. La Roja menjuarai Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012 dan menjadi tim pertama sejak Piala Dunia digelar pada 1930 yang memenangi tiga turnamen internasional berturut-turut.
Menjadi tim pertama yang meraih prestasi demikian, Spanyol membukukan rekor pertandingan 43-2-4 sejak 2008, periode yang membentang enam tahun dengan memasukkan 108 dan kemasukan 22.
Di luar angka-angka tersebut, hal yang membedakan Spanyol dari tim lain adalah bagaimana mereka menerapkan visi bermainnya kepada dunia. Melalui gaya bermain santai saat melakukan operan satu-dua–dikenal dengan nama “tiki-taka”–Spanyol mengubah pertandingan internasional sebagai arena bermain kucing-kucingan tingkat tinggi.
Namun, aura supremasi Spanyol menjadi redup di Brasil. Kekalahan 5-1 dari Belanda pada pertandingan pembukaan menggarisbawahi kecurigaan banyak pihak beberapa bulan sebelum Piala Dunia digelar: Era kekuasaan Spanyol berakhir.

Tuesday, 17 June 2014

5 Strategi Memenangkan kampanye politik


Ada banyak strategi untuk memenangkan kampanye dalam pemilu atau pemilihan legislatif, tetapi saya akan berikan 5 strategi yang menurut saya yang tidak boleh diabaikan, ini menyangkut personal dan bagaimana anda melakukan hal-hal yang akan disukai oleh pemilih.
Pemilih di era sekarang sudah cerdas, informasi tentang calon yang akan dipilih banyak tersebar di media baik media konvensional ataupun media online. setiap gerak-gerik calon akan mudah dikontrol dan dilihat dengan cepat, hal ini akan membuat para calon legislatif atau calon pemimpin negara dan pemerintahan harus lebih cerdas dalam berkampanye.
Agung Setiawan kampanye politik
5 hal yang perlu dimasukkan dalam strategi kampanye itu adalah sbb:
1. Jadilah Otentik
Seorang calon pemimpin harus memiliki karakter yang kuat, pemilih tidak suka dengan pemimpin yang hanya berisi omong kosong dan hanya melakukan pencitraan. jadi seorang caleg atau pemimpin harus terbuka, tidak menutupi hal-hal yang berhubungan dengan diri anda, apapun itu. seperti contoh di media ada beberapa Caleg yang tidak mau biografinya ditampilkan. hal ini menurut saya adalah sebuah blunder yang membuat pemilih anda berpaling kepada calon yang lebih asli, bersih dan tanpa pencitraan.
2. Jangan Menjadi Superman
Banyak para Caleg yang merasa dirinya hebat, banyak yang berfikir bahwa dia akan menang dengan kekuatan yang dimilikinya, hal ini menurut saya harus dikesampingkan apabila ingin benar-benar menang dalam pemilihan. Anda harus sudah mulai menyusum team baik dalam berkampanye ataupun hal-hal yang berhubungan dengan pemenangan pemilihan anda. delegasikan tugas-tugas kepada yang berkompeten di bidang masih, susun team yang mengerjakan hal-hal yang menurut anda penting dalam pemenangan ini.
3. Character dan Positioning yang kuat
Anda harus sudah merencanakan, anda ingin dipandang pemilih sebagai apa? seorang pebisnis yang peduli dengan rakyat, seorang pemimpin yang peduli dengan rakyat kecil, pemimpin yang peduli dengan pendidikan atau menjadi apa? membangun positioning dan karakter yang kuat akan dapat mengambil hati pemilih, hal ini yang digunakan Bapak Jokowi dalam mengambil hati pemilih saat pilkada jakarta. beliau selalu dipandang sebagai pemimpin yang peduli kaum bawah dan bekerja untuk rakyat. dan efek karakter itu juga menjadikan beliau menjadi kandidat presiden terkuat di 2014.
4. Menjadi yang terdepan mempertahankan Ideologi
Dalam mempertahankan Ideologi harus siap menerima kritik dari yang tak sejalan dengan ide-ide anda, tetapi anda harus tunjukkan ke pemilih bahwa “inilah saya yang akan berjuang buat rakyat”. pemilih tidak suka pemimpin yang plin-plan jadi apabila anda sudah berkampanye dengan memperjuangkan sesuatu yang baik anda harus bertahan dengan ide-ide yang anda sudah buat diawal. jadi menurut saya sebelum berkampanye anda harus siapkan ide-ide yang disukai oleh pemilih sebelum di eksekusi dengan kampanye.
5. Pesan kampanye yang kuat
Setelah karakter anda terbentuk, anda terlihat otentik,anda memiliki sikap yang kuat, hal terakhir yang harus difokuskan adalah pesan apa yang kuat agar selalu diingat oleh pemilih anda, ini bisa dilakukan antara calon pemimpin dengan konsultan kampanyenya, lakukan diskusi bersama untuk memnetukan hal ini. jadi dengan konten yang kuat anda akan lebih mudah mengaplikasikan dalam eksekusi dilapangan, sehingga strategi anda tidak sporadis dan menghambur hamburkan uang yang tidak penting.
5 Strategi diatas hanya dasar, untuk lebih detail dalam melakukan pemenangan banyak hal-hal turunan dari 5 dasar diatas. silahkan untuk memberikan masukan dan berdiskusi. semoga bermanfaat

Bingkai Media di PilPres 2014


getimagesize()
Berpekan-pekan belakangan ini ada satu topik yang sedang jadi hidangan paling sering disajikan untuk rakyat Indonesia, apalagi kalau bukan topik tentang pemilihan presiden. Pembicaraan yang awalnya adalah menebak siapa yang akan maju ke pemilihan presiden tahun ini kemudian bergulir ke topik yang lebih tajam: siapa yang akan menang di pemilihan presiden tahun ini? Sepertinya semua tempat sudah disusupi oleh topik ini, dari warung kopi belasan ribu rupiah sampai cafe puluhan ribu rupiah. Dari pembicaraan nyata di media massa hingga pembicaraan maya di media sosial.
Keriuhan pemilihan presiden dengan semua bumbu-bumbunya yang kadang panas dan pedis ini juga ikut diramaikan ragam media televisi swasta di negeri kita. Kita pasti tahu dong bagaimana beberapa televisi besar di negeri ini juga dikuasai oleh mereka yang ikut berebut kepentingan di pemilihan presiden kita. Ada Surya Paloh pemilik Metro TV yang juga ikut di gerbong pasangan Jokowi-JK, terus tentu saja ada Aburizal Bakrie sang taipan pemilik Viva News (termasuk TVOne) dan Hari Tanoe pemilik grup MNC (RCTI, Global TV dan MNC TV) yang ikut di gerbong Prabowo-Hatta.
Mereka punya kepentingan dan mereka juga punya media, jadilah media milik mereka itu dipakai untuk memuluskan kepentingan mereka. Mainnya memang tidak terlalu kasar, malah para pemilik media itu memainkan kepentingan mereka dengan cara yang sangat halus yang kadang tidak terlihat sebagai framing atau usaha membentuk opini publik.
Salah satu televisi swasta yang paling sering saya tongkrongi adalah Metro TV punya Surya Paloh. Karena sang pemilik ada di gerbong Jokowi-JK maka tentu saja isi beritanya banyak menggiring penonton untuk bersimpati pada Jokowi-JK. Halus memang, bukan semacam iklan yang langsung meminta orang memilih pasangan nomor urut dua itu. Metro TV rajin sekali menayangkan berita tentang aktifitas pasangan Jokowi-JK itu, tentu dengan menitikberatkan pada penampilan mereka berdua yang sederhana dan dianggap dekat dengan rakyat. Ulasan ini diulang berkali-kali dalam sehari, dan sesuatu yang diulang terus menerus lambat laun akan diterima sebagai sebuah kebenaran.Kira-kira sepekan terakhir saya sering menikmati siaran berita di televisi, tujuannya bukan untuk mencari informasi tapi lebih kepada melihat seberapa jauh mereka membingkai dua pasang capres ini dalam usahanya membentuk opini publik yang ujung-ujungnya tentu saja memenangkan sang jagoan di 9 Juli nanti.
Tentu saja mereka juga tidak lupa menayangkan aktifitas pasangan Prabowo-Hatta meski dengan porsi yang lebih sedikit. Sesekali Metro TV juga tidak lupa untuk menayangkan beberapa catatan yang bisa dikaitkan dengan pasangan nomor urut satu itu, misalnya catatan tentang pelanggaran HAM pada tragedi Mei 1998 atau catatan kelam dari musibah lumpur Lapindo yang masih terkatung-katung hingga sekarang. Khusus untuk bagian kedua, targetnya memang bukan langsung ke pasangan Prabowo-Hatta tapi lebih kepada Aburizal Bakrie yang juga ikut di gerbong mereka.
Metro TV bukan satu-satunya televisi swasta nasional yang bisa dituding menunjukkan keberpihakan, TV swasta yang lain juga sama. Di TvOne, berita yang muncul selain keunggulan dan kewibawaan Prabowo sesekali juga mereka tidak lupa menayangkan berita tentang macet Jakarta atau banjir yang kadang masih sering datang di ibu kota ini. Maksudnya apa lagi kalau bukan memberi gambaran kalau Jokowi yang adalah lawan dari pasukan boss besar mereka ternyata belum becus menjalankan tugasnya sebagai gubernur DKI Jakarta.
Untuk semua keberpihakan ini KPI tercatat sudah melayangkan teguran kepada 5 televisi swasta yang dianggap tidak netral dalam menayangkan berita atau liputan tentang pilpres ini. Selain Metro TV ada TvOne, MNC TV, Global TV dan RCTI yang juga kenal tegur.
Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Iddy Muzayyad mengatakan bahwa dalam periode 19 hingga 25 Mei, kelima stasiun televisi itu jelas telah menayangkan berita tentang capres yang tidak berimbang. KPI mencatat pasangan Jokowi-Kalla mendapat porsi liputan sebanyak 187 kali dalam periode tersebut, jauh lebih tinggi dari pasangan Prabowo-Hatta yang mendapat porsi 110 kali liputan. Sementara itu di TV One ada 153 liputan tentang Prabowo-Hatta, berbanding jauh dengan 79 liputan tentang Jokowi-JK. Di RCTI perbandingannya juga jauh, pasangan Jokowi-JK hanya diliput 7 kali berbanding 30 kali liputan tentang Prabowo-Hatta.
Dasar-dasar itulah yang kemudian digunakan oleh KPI untuk melayangkan teguran tertanggal 30 Mei 2014 kepada 5 stasiun televisi yang dianggap tidak berimbang dalam menyiarkan berita tentang pemilihan presiden 2014.
*****
Bagi warga biasa seperti saya kenyataan di atas sungguh mengerikan. Frekuensi yang mereka pakai adalah frekuensi publik yang seharusnya digunakan untuk kepentingan publik, bukan untuk membangun opini sesuai kepentingan satu golongan tertentu. Sejatinya pemilihan presiden adalah bicara tentang hajat hidup orang banyak, kita para pemilih harusnya diberi informasi berimbang tentang dua calon yang akan kita pilih sehingga diharapkan kita benar-benar bisa memilih sesuai hati nurani atau berdasarkan data dan fakta yang kita dapat dari ragam sumber informasi itu.
Idealnya seperti itu, tapi sayang karena kita tidak hidup di dunia yang ideal. Kita hidup di dunia di mana modal dan uang adalah penentu. Mereka punya modal, mereka punya uang dan karenanya mereka punya kuasa untuk menentukan bingkai pemikiran dan opini yang sesuai dengan kepentingan mereka.
Kalau sudah begini, sebagai orang biasa kita bisa apa? Masih mencoba percaya pada jurnalis yang katanya menjunjung tinggi kode etik jurnalisme itu? Atau mungkin kita akan berakhir pada pemakluman massal, menganggap semua itu biasa saja karena toh memang mereka yang punya uang jadi terserah mereka mau bikin apa dengan uang (dan kuasa) yang mereka punya itu. Mungkin sebagian besar dari kita berpikir seperti itu sampai kita lupa kalau mereka memuaskan hasratnya itu menggunakan frekuensi publik yang harusnya digunakan untuk kepentingan publik.
Hingga akhirnya saya sampai pada satu pertanyaan pamungkas: salahkah saya kalau saya makin apatis pada semua hal yang berkaitan dengan pemilihan presiden ini?

4 Tipe PEMILIH PILPRES 2014; Dimanakah Anda ?


Sumber: Pribadi
Makin bising, makin berisik. Begitu kesan seusai Debat CAPRES Sesi ke-2, 15 Juli 2014 lalu. Hari-hari ini, hingga jelang PilPres 9 Juli nanti, para pendukung dan simpatisan ke-2 pasangan Capres-Cawapres No. 1 (Prabowo-Hatta) dan No. 2 (Jokowi-JK) secara beramai-ramai masih menebar fitnah, caci-maki, dan fanatisme mereka. Kampanye negatif atau black campaign secara bertubi-tubi dilansir melalui media televisi, radio, koran, e-paper, surat elektronik (e-mail), pesan singkat (SMS), kelompok chatting (BBM group, mailing list) maupun sosial media, seperti Facebook dan Twitter. Lagi-lagi, makin bising. Makin berisik.
Secara jujur, tim sukses masing-masing Capres-Cawapres pun makin tidak masuk akal dalam menunjukkan keberpihakannya. Fitnah dan caci-maki makin merajalela. Berita yang tidak kredibel, broadcast hoax makin mengundang fanatisme sempit. Alhasil, hari ini makin banyak teman, keluarga, bahkan suami istri bersitegang. Saling membela kandidat Capres-Cawapres pilihannya. Di saat yang sama, mencari-cari alasan untuk menjelek-jelekan Capres-Cawapres lawannya.
Sesungguhnya, Debat Capres 15 Juni kemarin, tidak akan banyak memengaruhi pilihan pemilih dalam PILPRES nanti. Mengapa? Karena secara retorika, Capres hanya menyajikan visi misi dan program tentang pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial yang belum tentu sejalan dengan implementasinya jika terpilih nanti. Pemilih tradisional/fanatis juga sudah menentukan pilihannya, yang tidak akan bisa dipengaruhi. Sedangkan pemilih pragmatis, tentu masih menunggu mahar konkret hingga jelang 9 Juli nanti sebagai tanda jadi ikatan emosional untuk memilih Capres. Ini sinyal bahwa pemilih yang memilih atas dasar dorongan kesadaran politik makin langka di negeri ini.
Mengkritisi sosok pasangan Capres-Cawapres No. 1 & No. 2, menarik untuk kita klasifikasikan tipe pemilih PILPRES pasca Debat Capres. Memang, ada banyak model pemilih di Indonesia. Secara objektif, dalam konteks Capres-Cawapres Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, pada akhirnya hanya ada 4 TIPE PEMILIH dalam Pemilihan Presiden (PILPRES) 9 Juli 2014 nanti:
1. Pemilih Pro Sejarah Prabowo Hatta. Pemilih tipe ini merupakan pengagum historikal figur Prabowo yang mantan militer yang dinilai tegas, berani, dan bersifat patriotik. Pemilih Tipe 1 ini adalah simpatisan/pengagum berat Prabowo. Dasarnya, ada ikatan sejarah positif dengan Prabowo.
2. Pemilih Anti Sejarah Prabowo Hatta. Pemilih tipe ini merupakan penolak figur Prabowo yang dianggap memiliki catatan kelam atas peristiwa penculikan aktivis 98. Dalih pemilih tipe 2 ini sangat sederhana, asal bukan Prabowo. Dasarnya, ada ikatan luka sejarah dengan Prabowo.
3. Pemilih Pro Debutan Jokowi-JK. Pemilih tipe ini merupakan pengagum berat figur Jokowi yang dianggap sebagai rising star atau debutan politik yang fenomenal di Indonesia. Dari Walikota Solo, terus Gubenur DKI, sekarang maju sebagai Capres. Sebuah debutan yang tak terbantahkan. Pemilih tipe 3 ini mengandalkan rasionalitas atas kiprah Jokowi di kancah politik sebagai debutan baru.
4. Pemilih Anti Debutan Jokowi-JK. Pemilih tipe ini merupakan penolak figur Jokowi yang dianggap boneka PDIP atau bahkan debutan yang tidak punya pengalaman dalam memimpin bangsa. Pemilih yang meragukan kapasitas Jokowi karena belum belum rampung mengurus DKI Jakarta.

Terus terang saja, ke-4 TIPE PEMILIH di atas, pada dasarnya tidak akan pernah bisa dipengaruhi. Mereka bukan hanya pemilih fanatis, tetapi juga pemilih yang memiliki permanent mind set terhadap kandidat Capres yang ada. Kebetulan cuma 2 calon, sehingga pemilih mengerucut pada ke-4 TIPE PEMILIH di atas.
Lalu, Debat Capres-Cawapres itu untuk memengaruhi siapa?
Tentu saja ada. Dan sangat besar, bahkan suara mereka sangat menentukan di PILPRES kali ini. Mereka adalah:
1. Kelompok GOLPUT yang jumlahnya sebesar 34% atau mencapai 63 juta pemilih saat PILEG 9 April 2014 lalu (versi LSI).
2. Kelompok Swing Voters atau pemilih mengambang, pemilih yang masih ragu-ragu atau belum menentukan pilihan Capres-Cawapres sebesar 42% atau mencapai 78 juta pemilih (versi LSI). Asal tahu saja, swing voters secara aktual jumlahnya masih lebih dominan dari yang diraih kedua pasangan Capres-Cawapres yang sedang berpacu meraih simpati masyarakat melalui kampanyenya.
3. Kelompok Swing Voters atas dasar ketidak-dekatan masyarakat terhadap Parpol sebesar 85% (versi Burhanudin Muhtadi). Cukup besar atau mencapai 104 juta pemilih.

Siapa saja Swing Voters ini ?
Untuk memetakan tentang swing voters ini, kita dapat mengklasifikasikan mereka ke dalam beberapa kelompok pemilih, di antaranya:
1. Kaum MUDA atau pemilih pemula yang masih mengandalkan rasionalitas dan objektivitas dalam memilih Capres-Cawapres. Kelompok ini bisa jadi baru dapa menentukan pilihan saat injury time atau bahkan di kotak TPS nanti.
2. Kaum MAPAN PERKOTAAN atau Kelas Menengah yang masih idealis dalam menentukan pilihannya walau sebenarnya siapapun yang terpilih tidak akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka. Mereka ini hanya kelompok mapan yang ingin terlibat dalam partisipasi politik. Hanya menggunakan hak suara, tidak lebih dari itu.
3. Kelompok undecided voters atau pemilih yang belum memutuskan pilihan. Bisa juga disebut pemilih galau. Menurut pengamatan saya, kelompok ini dari pemilu ke pemilu semakin besar dan bertambah terus. Bisa jadi, mereka butuh referensi atau rekomendasi dari pihak lain untuk menentukan pilihannya.

Terlepas dari hasil survey elektabilitas yang terus bergulir belakangan ini, terlepas dari visi-misi pasangan Capres-Cawapres, aspek PEMILIH dalam PILPRES 2014 kali ini semakin menarik. Ramainya ocehan, cacian, fitnah, kampanye negatif atau black campaign sangat-sangat jelas punya sasaran tembak pada kelompok Swing Voters.
Dalam keadaan mengambang, maka rekam jejak Capres-Cawapres, ikatan emosional, dan relasi partai politik tidak menjadi penting. Di hari-hari ke depan hingga 9 Juli nanti, para swing voters hanya mengandalkan sarana untuk menambah tensi pilihannya. Dan itu dapat dilakukan melalui Debat Capres-Cawapres untuk mengetahui 1) kekuatan logos atau logika penalaran, 2) kekuatan etos yang merujuk pada etika dan kepribadian, 3) kekuatan patos yang terkait aspek permainan emosi, dan yang tak kalah penting 4) kekuatan public speaking dalam penyampaian pendapat dan subtansi pertanyaan.
Dimanakah Anda ?
Sungguh, akan lebih baik kita tidak lagi berlama-lama untuk menentukan pilihan Capres-Cawapres pilihan yang sesuai dengan hati besar, bukan hati kecil sehingga fitnah, cacian, dan ejekan yang mengumbar saat ini dapat segera berhenti.
Ahli hikmah berpesan, apapun yang kita pilih atau lakukan, pikirkanlah baik-buruknya di belakang.
Salam PILPRES !!

Tebak Gambar, Aplikasi Untuk Menguji Imajinasi, Logika dan Nalar


(Aplikasi Tebak Gambar)
Aplikasi Tebak Gambar di Windows Phone Store berhasil menyita penggemar game di tanah air. Aplikasi besutan Wild Dev. ini sangat disukai tidak hanya oleh anak-anak, tetapi juga orang dewasa karena dapat selain menambah kosa kata baru, juga dapat menguji imajinasi, logika dan nalar penggunanya. 


Aplikasi ini ada yang berbayar dan juga yang gratisan. Cara bermain Tebak Gambar sebenarnya sangat sederhana, pertama Anda cukup mengidentifikasi dan mengamati terlebih dahulu gambarnya, setelah itu perhatikan keterangan di sekitar gambar tersebut apabila ada huruf atau suku kata tambahan, kemudian rangkailah kata tersebut dengan gambar yang berkaitan. Bila ada pergantian huruf atau suku kata baru. Setelah semua kata terbentuk maka itulah jawaban dari tebak gambar yang dimaksud. 

(Tampilan Tebak Gambar)
Aplikasi Tebak Gambar ini berukuran 16 MB yang diperbaharui tanggal 23 Mei 2014 yang lalu ini sudah masuk versi 1.0.0.1. Aplikasi ini sangat mudah digunakan apalagi karena menggunakan Bahasa Indonesia dan gambar yang mudah dikenali. Nah bagi anda yang penasaran dengan game Tebak Gambar ini silakan download disini 

Sunday, 18 May 2014

Dari Manusia Burung Hingga Ayam Jantan: Daftar Suporter Ikonis Piala Dunia


Seiring Coca Cola menawarkan kesempatan bagi fans untuk ambil bagian di turnamen, Goal menyajikan daftar suporter yang membuat FIFA World Cup begitu spesial.
Sulit untuk tidak bersikap patriotik ketika tim nasional kesayangan Anda mampu lolos ke pagelaran sepakbola terakbar bernama Piala Dunia. Banyak orang tergerak hatinya untuk memberikan dukungan penuh kepada 11 atlet terbaik di negaranya yang bertarung memperebutkan trofi paling bergengsi tersebut.

Namun, seperti kebanyakan hal-hal lainnya, beberapa dukungan dari para suporter itu mungkin akan kelewat jauh, berlebihan, lebay, ekstrem, namun tetap menghadirkan suasana khas atmosfer Piala Dunia. Dan menjelang Piala Dunia 2014 di Brasil pada bulan mendatang, Goal mencoba menyajikan lima dari sekian banyak fans unik yang sukses membuat geger dunia persuporteran. Simak!


Manusia Burung Kondor - Kolombia

El Cole -- begitu orang-orang menjulukinya -- datang dari Branquilla, daerah pantai utara Kolombia, dan tercatat sebagai salah satu suporter paling dikenal di dunia. Setelah di-DO dari sekolah hukum yang dijalaninya selama lima tahun, ia bertransformasi menjadi pendukung Kolombia nomor satu lewat pakaian burung kondor yang begitu eksentrik. Meski beberapa kali sempat merisikokan dirinya akibat pakaian ini, tetap saja ini adalah salah satu bentuk dukungan terbaik yang bisa dilakukan oleh seorang suporter.



Clement d'Antibes & Ayam Balthazar - Prancis

Meski lahir di Algeria dengan darah campuran Spanyol-Polandia, tak ada yang menghalangi pria yang bernama asli Clement Tomaszewki ini untuk menjadi salah satu pendukung Prancis paling ikonis. Ditemani oleh 'rekannya' yang setia, yakni seekor ayam jantan bernama Balthazar, Tomaszewki selalu mendukung setiap laga yang dilakukan Les Bleus sampai Piala Dunia 2010 - ketika semangat sepakbola dan berpetualangannya dikalahkan oleh hobi yang paling ia sukai: bonsai.



El Tula - Argentina

Carlos Tula, kini sudah nyaris berusia 80 tahun, selalu setia menemani Argentina bertanding sejak Piala Dunia 1974 Jerman. Dengan mengklaim diri sebagai orang yang pertama kali menabuh bombo atau drum besar di ajang Piala Dunia, El Tula selalu disambut hangat oleh publik di negaranya. Sampai-sampai, Paus Fransiskus, yang juga orang Argentina, menjamin dirinya untuk menyaksikan langsung upacara peresmian paus. Ketika bertemu dengan pemimpin agama Katolik sedunia itu, El Tula mencium pipi paus dan memberikannya buku biografi personalnya.



Manolo el del Bombo - Spanyol

Barangkali, inilah suporter paling terkenal di dunia. Pria bernama lengkap Manuel Caceres Artesero ini sudah menghadiri lebih dari 400 laga yang dilakoni timnas Spanyol alias hampir selama 50 tahun menjadi pendukung setia Tim Matador. Dengan selalu membawa bombo-nyapria asal Valencia ini mengaku pernah mendapat tumpangan gratis sepanjang 10 ribu mil ketika saat Piala Dunia 1982 berlangsung sehingga dia tidak pernah melewatkan satu pun pertandingan. Ia juga mengaku tak dibayar ketika mendukung La Roja. Siapapun yang ingin mendengarkan cerita darinya, bisa menemui Manolo el del Bombo di bar miliknya di dekat Mestalla, markas Valencia.



Ippei-kun Si Katak - Jepang

Berada di area abu-abu di antara suporter fanatik dan maskot resmi Jepang, Ippei-kun awalnya adalah maskot Ehime FC, klub J2-League, yang lalu melebarkan sayapnya untuk mendukung timnas Jepang. JFA sendiri tak mengizinkan suporter berkostum katak ini tampil di laga kandang sehingga tidak membingungkan banyak pihak. Tindakan ini dilakukan mengingat Jepang memang sangat serius dalam menangani maskot tim di mana saat ini maskot resmi Tim Samurai Biru adalah Pikachu. Entah apakah Ippei-kun ini akan tampil pada musim panas ini di Brasil.



CATATAN: Atletico Madrid Dan Para Underdog Dengan Kemenangan Terindah


CATATAN: Atletico Madrid Dan Para Underdog Dengan Kemenangan Terindah
Siapa yang di awal musim berani memprediksi Atletico Madrid bakal mengakhiri duopoli Real Madrid dan Barcelona di La Liga bahkan berpotensi mengawinkannya dengan titel Liga Champions? 

Dalam satu dekade lebih, hanya Valencia yang sempat dua kali menjadi kampiun kompetisi teratas Spanyol sementara sisanya status juara selalu bolak-balik jatuh ke tangan Barca dan Los Merengues. Jadi tak heran jika La Liga dianggap sebagai pacuan dua kuda, yang hanya melibatkan dua tim dengan budget fantastis sementara 18 kontestan lainnya cuma berebut tempat untuk melenggang ke Eropa. 

Tapi, Los Cholconeros sukses membalikkan segala prediksi. Dengan kondisi finansial seadanya, tapi dibarengi etos kerja serta semangat tim yang luar biasa skuat Diego Simeone akhirnya sukses menyabet status juara untuk kali pertama sejak 1996. 

Klub Vicente Calderon ternyata bukan satu-satunya yang memberikan paket kejutan soal raihan juara. Jauh sebelumnya, tak sedikit tim-tim yang dianggap underdog justru menyabet kemenangan manis baik di kompetisi domestik maupun level internasional. 

Berikut ini Kami merangkum sepuluh kemenangan mengejutkan sepanjang sejarah sepakbola. 

Jerman Barat (Piala Dunia 1954)

Kurang dari satu dekade setelah hancur oleh Perang Dunia II, Jerman Barat keluar sebagai kampiun Piala Dunia 1954 padahal mereka sama sekali tak dijagokan di awal turnamen. 

Jerman Barat memulai turnamen dengan hasil sempurna, menang 4-1 atas Turki sehingga mereka setidaknya dipastikan lolos ke play-off perempat-final. Tapi, pelatih Sepp Herberger melakukan blunder dengan mengistirahatkan beberapa pemain inti di laga kedua versus Hongaria, hasilnya, mereka dipecundangi 8-3. Kekalahan tersebut rupanya justru melecut spirit para pemain, sehingga mereka balik menghancurkan Turki 7-2 di babak play-off, lalu membekuk Yugoslavia 2-0 dan menembus final dengan kemenangan telak 6-1 atas negara tetangga, Austria.

Dikenal sebagai Das Wunder van Bern (Keajaiban Bern), final Piala Dunia 1954 tetap menjadi salah satu yang paling bersejarah hingga saat ini. Hongaria, yang saat itu dalam penampilan terbaik dengan rangkaian tak terkalahkan selama 32 pertandingan, mencukur Jerman Barat di babak penyisihan grup, pantas dilabeli favorit jelang partai puncak. 

Tapi, kenyataan berkata lain. Buku sejarah menuliskan comeback spektakuler tim underdog dari ketinggalan 2-0 setelah laga baru berjalan delapan menit menjadi kemenangan 3-2 berkat Helmut Rahn yang menadi penentu kemenangan di menit ke-84. 

Nottingham Forest (Piala Champions 1979 )

Tidak banyak kisah dongeng hadir dalam sepakbola, tapi prestasi spektakuler yang dicapai Nottingham Forest di akhir 1970-an menjadi salah satu cerita paling magis yang bahkan fans mereka sendiri sulit mempercayainya. 

Perjalanan mereka menuju takhta Eropa dimulai sejak penunjukkan Brian Clough sebagai pelatih pada 1975. Dua tahun kemudian, mereka menyegel tiket promosi ke kompetisi teratas Inggris dan hebatnya lagi langsung menyabet titel pertama pada 1977-78. Luar biasa. 

Forest ternyata tidak puas dengan hanya menjadi jawara Inggris, mereka berambisi menaklukkan Eropa. Menyingkirkan juara bertahan sekaligus tim favorit Liverpool adalah start terbaik untuk memulai kampanye mereka di Benua Biru dan diikuti dengan kemenangan atas AEK Athen, Grasshoppers dan Koln. 

Molmo, yang disebut Clough sebagai “tim membosankan” dari “negara membosankan”, menjadi lawan jawara Inggris di final yang digelar di Munich dan mereka melengkapi dongeng tersebut dengan kemenangan tipis 1-0. 

Forest berhasil mempertahankan titel di musim berikutnya, tapi status underdog mereka terus redup sejak saat itu 

Aberdeen (Piala Winners 1983)

Sir Alex Ferguson memang pantas disebut sebagai pelatih terbaik sepanjang sejarah sepakbola, tapi jauh sebelum namanya melambung bersama Manchester United, dia telah menunjukkan potensi di dunia pelatih pada 1982. 

Dimulai pada musim 1982/83 ketika membesut Aberdeen, Sir Alex mulai pamer kepada dunia bahwa masa depan cerah telah menantinya. Dia menjadi pusat pembicaraan di Skotlandia, meruntuhkan hegemoni Celtic dan Rangers di liga, tapi menembus Piala Winners memberi kesempatan untuknya menaklukkan Eropa. 

Aberdeen menyingkirkan sejumlah tim besar dalam perjalanan mereka menuju gelar. Di perempat-final, mereka mendepak raksasa Jerman Bayern Munich sebelum menaklukkan Real Madrid di laga penentu juara melalui babak perpanjangan waktu. 


Hellas Verona (Serie A 1985)

Tak ada yang menjagokan Hellas Verona menyabet Scudetto pada musim 1984/85. Finis keempat dan keenam di dua musim sebelumnya setelah promosi ke Serie A, klub ini hanya berstatus underdog. Tapi kerja keras yang diterapkan pelatih Osvaldo Bagnoli memberikan paket kejutan di Italia. 

Dua rekrutan Bagnoli menjadi kunci sukses tim ketika itu: Hans-Peter Briegel merupakan gelandang tangguh yang juga mengepak sembilan gol, sementara attacante Denmark Preben Elkjaer menambah ketajaman lini depan. 

Memulai kampanye dengan kemenangan atas Diego Maradona dan rekan setimnya di Napoli, Verona langsung bercokol di posisi puncak sepanjang musim. 


Denmark (Piala Eropa 1992)

Bukan hal lumrah ketika sebuah tim memenangkan turnamen yang bahkan mereka tidak lolos ke putaran final. Tapi, inilah yang terjadi di Piala Eropa ketika Denmark mengisi tempat Yugoslavia yang dicoret menyusul meningkatnya perang di regional Balkan. 

Dengan persiapan singkat - hanya dua pekan - skuat Richard Moller Nielsen harus dipusingkan dengan materi pemain apalagi bintang mereka Michael Laudrup memilih tetap berlibur dan menolak bergabung dengan skuat - keputusan yang sampai sekarang mungkin masih disesali. 

Denmark mampu menahan Inggris tanpa gol lalu kalah dari tuan rumah Denmark, tapi mereka membuat banyak pecinta sepakbola tercengang saat membekuk Michel Platini dkk 2-1 untuk memastikan tiket ke empat besar. Peter Schmeichel kemudian menjadi pahlawan tim ketika mereka mengeliminasi Belanda melalui drama adu penalti untuk menembus final. 

Jerman jelas diunggulkan menggondol gelar juara, tapi gol pembuka John Jensen yang digandakan oleh Kim Vilfort di babak kedua, serta performa impresif Schmeichel di bawah mistar memberikan kemenangan tak terduga buat Denmark. 


Kaiserslautern (Bundesliga 1998)

Otto Rehhagel meninggalkan Werder Bremen setelah 14 tahun bersama klub dan bergabung dengan Bayern Munich. Sayang, kariernya di Bayern tidak berjalan mulus dan dia harus kehilangan pekerjaan hanya empat hari sebelum leg kedua final Piala Uefa 1996. 

Rehhagel memulai petualangan baru dengan Kaiserslautern, tim yang terdegradasi dari Bundesliga. Tapi dengan pengalaman dan kerja kerasnya, tim akhirnya meraih tiket promosi setahun kemudian dengan memenangkan divisi kedua berkat keunggulan sepuluh poin. 

Meski mengantungi nama besar Rehhagel, Kaiserslautern sama sekali tak diunggulkan di kompetisi terelite Jerman karena belum ada catatan sebelumnya tim promosi langsung merangsek sebagai juara.

Tapi, mereka membungkam para peragu. Rehhagel aktif di jendela transfer, membawa beberapa muka baru (termasuk Michael Ballack) ke tim dan membawa Kaiserslautern merebut gelar juara di musim pertama setelah degradasi ke divisi dua. 


Deportivo La Coruna (La Liga 2000)

Deportivo La Coruna sempat beberapa kali nyaris mencium trofi La Liga, tapi mereka bukan kandidat juara jelang kampanye 1999/2000 bergulir.

Hanya finis di urutan keenam pada musim sebelumnya memang peningkatan signifikan dari posisi ke-12 pada 1998, tapi tak ada yang menyangka Superdepor bakal mereguk manisnya kampiun liga setelahnya. 

Pelatih Javier Irureta sukses memaksimalkan pemain seperti Roy Maakaay, Pauleta dan Mauro Silva untuk mengubah Superdepor menjadi tim menakutkan di kompetisi domestik. Mereka kemudian keluar sebagai kampiun dengan keunggulan lima poin dari peringkat kedua Barcelona, dan ini menjadi awal era keemasan di Liga Champions yang mencapai klimaks dengan menembus babak semi-final pada 2004. 

Coruna tetap menjadi kota kerkecil kedua (Hanya lebih besar dari kota Real Sociedad, San Sebastian) yang memenangkan gelar juara Spanyol dan akan berharap kembali mengukir tintas emas setelah memastikan tiket promosi dari Segunda pada 2013/14. 


Boavista (Primeira Liga 2001)

Dominasi tim dalam sebuah kompetisi domestik memang bisa menjadi bumerang, karena menimbulkan atmosfer membosankan dalam persaingan gelar, seperti yang juga terjadi di Primeira Liga. 

Kompetisi paling top Portugal ini menginjak usia 80 pada 2013/14 dan 78 gelar di antaranya dimenangkan oleh Benfica, Sporting atau Porto. Tapi, ada satu momen di mana ‘Big Three’ Portugal harus gigit jari, ketika Boavista keluar sebagai peredam hegemoni tiga tim terkuat pada 2000/01. 

Jaime Pecheco pantas mendapat kredit atas suksesnya mengirim klub meraih hasil spektakuler - setelah mereka hanya finis di tujuh besar di lima musim sebelumnya. Di kubu pemain, ikon Bolivia Erwin Sanchez menjadi pujaan fans atas penampilan impresifnya dalam menyerang. 

Mereka menyegel gelar bersejarah jelang akhir kompetisi, sehingga memicu kebanggaan luar biasa sementara tim “tiga besar” masih berpikir keras melihat bagaimana Boavista berhasil merusak dominasi. 


Porto (Liga Champions 2004)

Tak terasa, sudah satu dekade berlalu sejak Jose Mourinho mencuri perhatian fans sepakbola ketika dia membawa Porto meraih gelar Liga Champions pada 2004. 

Pelatih yang pernah membesut FC Internazionale berhasil menaklukkan Eropa setahun sebelumnya dengan mempersembahkan gelar Piala Uefa buat the Dragoes. Dan setelah mencicipi gelar Eropa, semangat Mourinho tidak berhenti sampai di situ. 

Porto finis kedua di belakang Real Madrid di babak penyisihan grup tapi baru di fase gugur mereka tancap gas. Mourinho berlari di pinggir lapangan untuk merayakan gol terakhir Porto yang menyingkirkan Manchester United di babak 16 besar dan itu jadi salah satu momen unik di Liga Champions hingga sekarang.

Mereka kemudian susah payah menang atas Olympique Lyon dan Deportivo La Coruna sebelum menalukkan AS Monaco di final. Itu momen terakhir Mou sebagai bos Porto karena dia memulai petualangan di Chelsea. 


Yunani (Piala Eropa 2004)

Setelah masuk putaran final Piala Eropa untuk kali pertama dalam 24 tahun pada 2004, tak ada yang berharap Yunani lolos dari penyisihan grup. 

Otto Rehhagel sadar timnya tak memiliki pemain kelas dunia seperti kontestan lain, tapi dia mampu memaksimalkan potensi yang ada. Dengan kesabaran, Yunani menahan gempuran bertubi-tubi dari lawan dan berusaha mencuri gol dari serangan balik atau situasi bola mati.

Mereka memulai kampanye dengan mengalahkan tuan rumah Portugal. Hasil imbang kontra Spanyol dan kalah dari Rusia membuat eksistensi Yunani di Euro 2004 terancam, tapi mereka berhasil lolos ke babak berikut berkat keunggulan memasukkan gol atas Spanyol yang memiliki poin sama. 

Di perempat-final, mereka mendepak juara bertahan Prancis, kemudian Republik Ceko di empat besar. Yunani kembali bertemu Portugal di partai puncak dan mengukuhkan diri sebagai juara Eropa dengan kemenangan 1-0 untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.

Saturday, 17 May 2014

Grup D: Lelucon Maut ala FIFA


Tidak seroangpun bermimpi ingin bersaing di grup D. Dengan peta kekuatan yang ada saat ini, grup tersebut pantas disebut sebagai grup neraka. Tergabung di dalamnya Italia, Inggris, Uruguay dan yang terakhir Costa Rica.

Sebagian besar rumah judi sepakat, Italia bakal melaju ke babak selanjutnya sebagai pemuncak klasemen. Squadra Azzura ditemani oleh Urguay. Sementara Inggris harus menampilkan permaian terbaik jika ingin menjaga peluang.

Ketika Uruguay dan Costa Rica membuka persaingan di grup D, mata dunia akan beralih ke laga yang mempertemukan Inggris dan Italia di Manaus. Pertandingan terakhir Italia melawan Uruguay juga akan menentukan. Balotelli dkk. harus menang jika ingin tampil sebagai juara grup.

Italia, Bertaruh pada Balotelli

Bersama Caesare Prandelli, Italia memiliki pelatih yang cakap meracik strategi dan berani mengambil risiko. Squadra Azzura yang berlaga di Piala Konfederasi 2013 November silam, memiliki pengalaman berharga bertanding di tengah cuaca yang menyengat.

Prandeli tidak enggan bereksperimen dengan formasi tim. Di Piala Eropa 2012 lalu, ia menghidupkan kembali posisi Libero yang dianggap kuno dan ketinggalan jaman. Peran tersebut dimainkan dengan cantik oleh Daniele de Rossi. Hasilnya Italia melenggang ke Final.

Balotelli bakal menjadi tumpuan harapan sekaligus ancaman terbesar buat Italia. Temperamen striker AC Milan itu sulit ditebak. Penampilannya bisa mengganas atau melempem bergantung pada suasana hati. Tapi kiprah Balotelli saat menghancurkan Jerman di babak semi final Piala Eropa 2012 membuktikan, pemain berdarah Ghana itu bisa diandalkan pada momen-momen menentukan.

Uruguay, Memasuki Masa Keemasan
Sejak finish di urutan keempat pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Uruguay yang setengah abad silam dua kali menjadi kampiun, telah kembali ke daftar elit kekuatan sepakbola dunia.
Betapa tidak? Barisan ujung tombak "La Celeste" bertabur nama-nama yang bisa membuat pusing setiap pelatih. Edinson Cavani terus mengganas sejak bergabung dengan Paris Saint Germain. Sementara Luis Suarez menempatkan diri sejajar dengan Christiano Ronaldo dan Lionel Messi dalam daftar pencetak gol terbanyak di Eropa musim ini.

Namun demikian, kelemahan terbesar Uruguay terletak di barisan pertahanan yang mulai menua. Skuad asuhan pelatih Oscar Tabarez itu kebobolan 25 kali selama melakoni babak kualfikasi. Terlebih, duet lini belakang Diego Godin dan kapten Diego Lugano sering kerepotan menghadapi serangan-serangan cepat.

Tabarez sejauh ini setia dengan formasi 4-4-2 yang populer pada dekade 1990-an.

Inggris, Tiga Singa jadi Buruan
Presiden Otoritas Sepakbola Inggris (FA), Greg Dyke, punya rasa humor yang mungkin asing buat sebagian orang. Pria berusia 66 tahun itu tertawa saat hasil undian dibacakan dan menempatkan Inggris bersama Italia dan Uruguay di grup D. Kepada pelatih Roy Hodgson yang duduk di sebelahnya, Dyke menggunakan jarinya untuk membuat gerakan seperti sedang memotong leher.

Dyke mungkin bukan satu-satunya warga Inggris yang tertawa miris melihat hasil undian grup. Buat bangsa yang menggemari humor gelap itu, skuad yang berlaga di bawah bendera "Three Lions" saat ini bukan lagi tim yang diharapkan mengembalikan kejayaan kepada negeri penemu sepakbola itu.

Kendati begitu, penampilan apik Wayne Rooney dan talenta muda Manchester United, Wilfried Zaha yang mulai berbunga membuat squad Hodgson tidak pantas dipandang sebelah mata. Kecuali jika penampilan Rooney dkk. tidak mengalami perubahan dibandingkan dua Piala Dunia sebelumnya, maka Inggris akan terjegal di babak penyisihan grup untuk pertama kali sejak 1950. (Inggris gagal kualifikasi di 1974, 1978 & 1994)

Costa Rica, Membetoni Gawang di Grup Neraka
Tim nasional Costa Rica punya keahlian unik soal bertahan. Skuad berjuluk "Los Ticos" itu menjadi satu-satunya tim di grup kualfikasi zona Concacaf yang tidak pernah kebobolan lebih dari satu gol dalam satu pertandingan.

Pelatih Jorge Luis Pinto memang punya banyak alasan buat mengemas lini belakang yang kokoh guna mengamankan tiket ke Piala Dunia. Taktik bertahan yang dipadu dengan serangan-serangan cepat langsung ke jatung pertahanan lawan adalah karakter utama permainan Costa Rica sejak ditanganinya.

Pinto juga bertaruh pada skuad inti yang ditopang oleh tujuh atau delapan pemain unggulan. Talenta muda Arsenal, Joel Campbell yang nyaris tak dikenal, diharapkan bisa mengejutkan barisan pertahanan lawan.